Rabu, 07 Januari 2015

Malam yang indah. Malam yang cerah. Sampai aku lupa, loh ini sudah larut ya?
Sudah menjadi kebiasaan, terbangun ditengah malam, merenung, otomatis saja merangkai kata.
Ada yang sesak didada ini. Yaa, apalagi kalo bukan tentang perasaan. Cewe ini terlalu "melow" dengan yang namanya hati. Jelas, aku pernah melewati masa suram soal hati. Bisa dikata aku trauma. Mungkin aku lebay, tapi ini memang sakit. Ketika setia ke seseorang yang salah. 720 hari loh aku perjuangannya. Memang konyol, memang bodoh! Bisa bisanya aku meluangkan waktu yang bukan sedikit untuk orang yang salah. Ku namai ini "jahiliyah". Benar, masa pembodohan. Sekalipun efeknya masih terasa sampai saat ini. Takut untuk kembali mengenal lawan jenis lebih jauh. Takut sangkaan mereka aku ini bunga, mudah dipetiknya. Hal ini yang selalu menghantui. Memang tidak semuanya berpikiran seperti itu, namun banyak sedikitnya pasti ada samanya.
Yang harus diketahui, aku memang perempuan yang sangat membenci perpisahan. Sekalipun takkan ada perpisahan tanpa pertemuan. Sangat membenci dusta meskipun akan ada kesetiaan. Yang aku tahu, hidup ini harus selalu bersama, harus selalu setia. Ini egois memang. Tapi aku tak bisa jika hanya harus sendiri sebagai pemerannya. Tak adil kan?
Selektif memilih ini yang menjadi akhirnya. Tak boleh salah lagi. Tak boleh mudah lagi. Sederhananya, aku bukanlah bunga yang mudah kau petik.

Ketika hati dituntut untuk lebih sabar dalam segala hal. Ketika hati harus kuat dalam menghadapi sesuatu. Allah selalu ada bersamamu dalam setiap langkah. Innalloha ma'ana.

Ica bisa, Ica pasti bisa, Ica harus bisa!!

Luruskan niat, pada titik awal untuk mencari ilmu. Jangan kecewakan Mama Papa lagi
Terbangun dimalam penuh kabut. Ambigu tentang apa yang aku rasakan saat ini. Terkadang rasanya ada lingkaran yang mengganggu untuk membrontakku keluar dari zona.
Teman baru. Itu sebutannya. Katanya sebutan itu unik. Tepat satu pekan aku berteman dengannya. Tak beda dengan yang lain, kami mulai chat melalui salah satu jejaring sosial berkategori personaliti. Dia dengan kepribadian yang cukup menyebalkan namun menyenangkan membuat hariku lebih ceria.
Berawal dari sebuah bingkai bergambar kami berteman. Seorang teman memperkenalnya. Ini kisah dua orang yang belum pernah bertemu sebelumnya, tak pernah tahu wujud aslinya bagaimana, secara mengalir akrab begitu saja. Menceritakan harinya, perhatiannya, sampai emot emot yang membuatku cekikikan kamu lucu teman.
Ini. Aku takut akan hal yang keluar zona itu. Dimana lingkaran yang terputus akan perasaan. Aku wanita biasa. Sedangkan ia, seorang anak dari pejabat suatu daerah. Keluar dari zona itu menyakitkan. Pernah kemarin sore aku terjatuh karena keluar dari zona itu pada seseorang yang tidak tepat.
Ini hal biasa yang dialami wanita ketika ada seseorang yang perhatian. Entahlah, aku terlalu dramatisir. Biarkan rasa ini tersimpan rapi.